Bripka Andri Erasmus Pelatih Karate Bertangan Dingin di Polda NTT

KUPANG, RN –
Di Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), ada seorang anggota polisi yang bertangan dingin dalam bidang olahraga bela diri Karate. Dia adalah Bripka. Andri Putra Willem Erasmus yang kini bertugas di Sekolah Polisi Negara (SPN) Kupang. 

Dijuluki pelatih karate bertangan dingin karena Bripka. Andri Erasmus sudah dua  kali berhasil membawa kontingen Karate Polda NTT mendulang medali dalam dua event  kejuaraan. 

Bripka. Andri Erasmus yang melatih karate di Dojo SPN Kupang pertama kali membawa 12 atlet untuk mengikuti Kejuaraan Karate Piala Kapolri pada Juli 2024 lalu. Saat itu Bripka Andri bertindak sebagai ofisial kontingen Karate Polda NTT. 

Kejuaraan yang diikuti karateka utusan setiap Polda seluruh Indonesia itu berlangsung di Bogor.

Dan saat itu dari 12 atlet yang dibawa ada 14 medali  yang berhasil direbut oleh para atlet yang menjadi anak asuhan dari Bripka. Andri Erasmus.

Dari ketekunan dan kedisiplinan dalam melatih para atlet karate asal Polda NTT, anak-anak asuh Bripka. Andri Erasmus berhasil merebut lima emas, lima perak, dan empat perunggu dalam kejuaraan memperebutkan piala Kapolri. 

Dari perolehan medali tersebut, Kontingen Karate Polda NTT meraih peringkat sembilan nasional di Piala Kapolri.

“Saat itu jumlah atlet ada 12 orang yang saya bawa ke kejuaraan Kapolri Cup di Bogor, itu tahun lalu, 2024, dan kita berhasil masuk peringkat sembilan di cabang olahraga karate” kata Bripka Andri kepada  RN.s.bs, Rabu (26/11).

Dan yang kedua, Bripka Andri yang bertindak selaku ofisial kontingen karate Polda NTT untuk mengikuti Open Turnamen Karate Championship Piala Anita Jakoba Gah 2025 yang berlangsung pada pertengahan Nopember 2025 di GOR Oepoi Kupang kembali menorehkan prestasi gemilang. 

Pada Open Turnamen Karate Championship tersebut Polda NTT berhasil meraih dua emas, satu perak dan tiga perunggu di kelas open. Sedangkan di kelas festival,  Karateka Polda NTT mendapatkan satu emas dan satu perak. Atlet Polda NTT juga meraih juara 2 Best of The Best. 

Semua prestasi yang diraih atlet karate Polda NTT di dua kejuaraan itu tidak lepas dari tangan dingin Bripka Andri Erasmus sebagai sang pelatih yang selalu disiplin dan tekun selama memberi latihan bagi para atlet. 

“Intinya hanya satu, para atlet ditanamkan kedisiplinan dan ketekunan selama latihan dan mengikuti latihan terpusat di Dojo SPN Kupang,” ujarnya. 

Keberhasilan yang diraih para atlet karate Polda NTT itu tentunya bukan saja membanggakan setiap pribadi para atlet tapi lebih dari itu prestasi yang diraih oleh anak asuhan Bripka Andri Erasmus untuk membanggakan institusi Polda Nusa Tenggara Timur di dunia olahraga bela diri karate.

Disampaikan Bripka Andri Erasmus, keberhasilan kontingen karate Polda NTT tersebut tidak lepas dari dukungan dan motivasi institusi Polda NTT dibawa kepemimpinan Kapolda NTT, Irjen Pol. Rudi Darmoko. Karena bagi dia dan para atlet, torehan prestasi tersebut hanya untuk membanggakan institusi Polda NTT.

“Prestasi para kontingen karate yang dilatih itu juga tidak lepas dari dukungan penuh dan motivasi dari institusi kami, dan saya berterimakasih karena selalu didukung Bapak Kapolda NTT,” tuturnya. 

Bripka Andri yang telah berdinas di Korps Bhayangkara sejak.2008 ini telah menjadikan karate sebagai salah satu olahraga favoritnya sejak berusia sembilan tahun. 

“Kalau saya sendiri latihan (karate) sejak usia sembilan tahun dan sekarang sudah DAN II Karatedo,” tuturnya Bripka Andri. 

Dan karena sejak usia dini berlatih karate juga yang membentuknya sebagai sosok yang disiplin dan tekun serta menjunjung nilai-nilai sportivitas dan penuh kerendahan hati. 

Itu juga yang selalu ditanamkannya kepada para atlet karate di Dojo SPN Kupang. Dan dari kedisiplinan, tekun dan rendah hati itulah para atlet yang dilatihnya bisa meraih kesuksesan.

Dari bela diri karate juga yang membawa Bripka Andri Erasmus akhirnya memilih Polri sebagai tempat pengabdiannya. Dan setelah berseragam coklat selama dua tahun, Bripka Andri kemudian menjadi pelatih karate pada 2010 di institusinya tercinta yakni Polda Nusa Tenggara Timur.  

Dia menjelaskan kecintaan terhadap olahraga bela diri karate tersebut karena terinspirasi dari ayahnya yang juga eks atlet dan pelatih karate yang telah menyandang DAN IV. 

Bela diri karate tersebut yang diwarisi Bripka Andri juga saat telah diwarisi oleh anaknya yang menekuni olahraga karate. 

“Sekarang anak saya juga sudah latihan karate dan telah meraih beberapa prestasi,” ucap Bripka Andri yang sejak 2016 bertugas di SPN Kupang. 

Menurut Andri bertugas sebagai anggota Polri harus dibarengi dengan sebuah prestasi sehingga bisa membanggakan institusinya yakni Polda NTT. Dan itu bisa diisi dengan ketrampilan bela diri karate. 

“Belajar karate itu bukan untuk menyakiti orang lain, tetapi justru sebaliknya untuk melindungi masyarakat sesuai semboyan Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat,” jelas Andri. 

Sebagai seorang anggota Polri, Bripka Andri juga dikenal dekat dengan masyarakat, Hal ini terbukti atas kepercayaan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya yang mempercayakan Brigadir Polisi Kepala Andri Putra Willem Erasmus sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Nefonaek, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.(EB)

Artikel Bripka Andri Erasmus Pelatih Karate Bertangan Dingin di Polda NTT pertama kali tampil pada Reportase News.

banner 400x130

Santri Pondok Qur’an Songo Siji Belajar Tertib Lalulintas Di Polres Ngawi

NGAWI, RN – Satuan Lalulintas Polres Ngawi menerima kunjungan para santri Pondok Qur’an Songo Siji Kecamatan Kedunggalar, Sabtu (15/11/2025).

Para santri diberikan edukasi berupa pengenalan tugas polri khususnya Satlantas, dan memberikan sosialisasi tentang tata cara berlalu lintas serta pengenalan rambu-rambu lalu lintas.

Mengetahui rambu-rambu, aturan dan prosedur berkendara di Jalan adalah modal untuk bisa taat berlalu lintas, untuk meminimalkan tingkat pelanggaran dan kecelakaan lalulintas

Tujuan sosialisasi lalu lintas kepada para santri ini untuk memberikan wawasan tentang keselamatan lalu lintas dan menanamkan jiwa pelopor tertib berlalu lintas.

“Kami berharap melalui sosialisasi ini, para santri semakin peduli terhadap keselamatan diri dan orang lain di jalan. Disiplin berlalu lintas harus menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari,” terang KBO Satlantas Polres Ngawi, Iptu Prinanto.

Dalam kesempatan itu para santri juga diajak keliling ke sejumlah satuan kerja di Polres Ngawi untuk mengetahui lebih dekat tugas dan tanggung jawab masing-masing satuan.

Pengasuh Pondok Qur’an Songo Siji, Umi Halim menyebutkan kunjungan para santri ke Polres Ngawi untuk mengenalkan lebih dekat tentang tugas aparat kepolisian. Terutama terkait keselamatan berlalulintas, agar para santri paham.

“Kunjungan ke Polres Ngawi untuk memberikan pemahaman kepada para santri tentang tugas kepolisian, terutama menjaga keselamatan berlalulintas,” sebut Umi Halim.

Diakhir kunjungan para santri juga diajak belajar rambu-rambu lalulintas dan berkendara kendaraan dengan baik dan tertib demi keselamatan bersama.

“Tak takut lagi sama pak polisi, seneng banget bisa belajar tertib lalulintas sama pak polisi,” ujar para santri Pondok Qur’an Songo Siji.(don)

Artikel Santri Pondok Qur’an Songo Siji Belajar Tertib Lalulintas Di Polres Ngawi pertama kali tampil pada Reportase News.

Minim Peminat, Dua Lowongan Perangkat Desa Bangunrejo Lor Hanya Diikuti Enam Peserta 

NGAWI, RN – Seleksi perangkat desa di.Desa Bangunrejo Lor, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi sepi peminat. Padahal biasanya seleksi perangkat desa masih menjadi pekerjaan yang menjanjikan dan diburu bagi para pencari kerja.

Dalam seleksi dua formasi perangkat desa yang berlangsung pada Rabu (12/11/2025) hanya diikuti enam peserta. Untuk formasi jabatan Kepala Urusan Tata Usaha Dan Umum sebanyak empat peserta, sedang formasi jabatan Kepala Dusun Cengklik hanya dua peserta.

Seleksi penjaringan perangkat desa untuk mengisi kekosongan formasi jabatan Kepala Urusan Tata Usaha Dan Umum karena pejabat yang lama telah promosi jabatan menjadi Sekretaris Desa. Sedangkan Kepala Dusun Cengklik terjadi kekosongan sekitar empat tahun karena pejabat lama meninggal dunia waktu merebaknya penyakit Covid-19.

Kepala Desa Bangunrejo Lor, Tardi mengungkapkan minimnya peminat dalam seleksi perangkat di desanya kemungkinan karena di Desa Bangunrejo Lor perangkat desa tidak mendapatkan lahan garapan atau lahan bengkok seperti desa lainnya. Jabatan perangkat desa hanya mendapatkan gaji dan tunjangan.

“Bangunrejo Lor ndak ada lahan bengkok bagi perangkat desa seperti desa lainnya sehingga minim peserta. Kami juga bersyukur seleksi berlangsung lancar, tanpa ada halangan suatu apapun,” ujar Tardi.

Ketua Tim Pengisian Perangkat Desa Bangunrejo Lor, Harsono menegaskan proses seleksi perangkat desa dilaksanakan secara transparan, objektif, dan akuntabel.

“Dengan adanya tahapan seleksi yang ketat, diharapkan akan terpilih perangkat desa yang berkualitas, memiliki kompetensi, serta mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Desa Kwadungan Lor” tegasnya.

Dari hasil ujian komputer dan tulis, akhirnya terpilih sebagai Kepala Urusan Tata Usaha Dan Umum Desa Bangunrejo Lor adalah Reformasiansyah Margo Purnomo dengan raihan nilai tertinggi 66 dan Kepala Dusun Cengklik terpilih Ari Rio Saputra dengan nilai 55.(don)

Terpeleset Saat Cari Udang, Pemuda di Magetan Tewas Tenggelam di Embung

MAGETAN, RN – Tidak cakap berenang nekat bermain di zona yang tak dikuasainya, akibatnya tewas terjerumus masuk sisi dalam di perairan Embung Duwetsewu, Desa Baleasri, Kecamatan Ngariboyo, Magetan, Jawa Timur, Minggu petang (09/11/2025). Korbannya adalah Andika Dwi Cahya, 16 tahun, warga Desa Sendangagung, Kecamatan Plaosan, Magetan.

Saat kejadian, korban bersama tujuh teman sebayanya berniat mengail ikan di embung tetsebut. Para pemuda tanggung itu berangkat dari rumah masing-masing menuju lokasi sekitar pukul 13.30, membawa bermacam perlengkapan mencari ikan.

Ke tujuh teman korban yang turut gabung dalam kegiatan hobi memancing itu masing-masing Fatur, 17 tahun, Rahmat Efendi, 15 tahun, Saputa, 15 tahun, Ardian, 14 tahun, Dimas Riski, 16 tahun, Nasruloh, 15 tahun, dan Hendrik, 16 tahun.

Sebelum akhirnya korban tak tertolong dan tewas, ke tujuh teman sepermainan korban ini sempat melakukan upaya menyelamatkan jiwa korban. Namun, lantaran keterbatasan perlengkapan menolong korban, termasuk sama-sama tidak sanggup berenang, maka korban pun tertelan perairan hingga tewas.

Warga setempat, Angga, kepada koresponden membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurutnya, sebelumnya korban sempat berenang di perairan dangkal pinggir embung, sambil mencari udang.

Namun tanpa disadarinya, dalam keasyikan memburu udang, tubuh korban kian menengah ke wilayah perairan yang dalam. Saat itulah, diduga korban terpeleset lalu terjerumus ke kubangan yang dalam.

“Iya benar ada anak tewas tenggelam di embung. Satu orang yang tewas. Tadi informasinya, dia bermaksud bermain air sambil mencari udang. Namun tidak bisa mengendalikan diri, akhirnya jatuh ke wilayah yang dalam,” tutur Angga.

Sementara Operator Pusdalops BPBD Kabupaten Magetan, Gigin, menjelaskan, disaat situasi kritis dalam kepanikan seorang warga setempat bernama Suwarno turut melakukan upaya pertolongan. Namun daya upaya itu pun sia-sia, korban tak terselamatkan.

Tubuh korban baru berhasil ditemukan pukul 17.22, setelah Tim Sar BPBD setempat turun tangan melakukan penyisiran di area perairan tersebut. Namun sàat dievakuasi dari sisi perairan yang dalam, tubuh korban sudah tidak bernyawa.

Petugas langsung mengirim jasad korban ke Puskesmas Ngariboyo, untuk dilakukan pemeriksaan medis. Dari situ tidak ditemukan adanya tanda-tanda yang mencurigakan.

Oleh sebab itu aparat kepolisian setempat bersama tim lainnya langsung membawa jasad korban ke rumah duka, untuk segera dimakamkam oleh pihak keluarganya.

“Kami menghimbau agar para orang tua meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya. Terlebih jika mereka bermain di sekitar sungai atau bendungan. Sebab, meski air bendungan nampak tenang, namun punya daya hisap, roller hidrolik, sangat kuat,” imbau Gigin. (fin)